Minggu, 26 November 2017

Tugas Kuliah Teori Biaya Produksi

A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI
            Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu : biaya implisit dan biaya eksplisit. Biaya implisit adalah taksiran biaya atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
B. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
            Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek ialah jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya, Sedangkan jangka panjang ialah jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
 1. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK
            Dalam jangka pendek penggolongan biaya produksi  dibedakan kepada biaya total dan biaya rata-rata. Jenis-jenis biaya total dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a)      Biaya Total (TC)
Biaya total yaitu keseluruhan jumlah biaya yang dikeluarkan. Biaya produksi total atau biaya total (total cost) didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC dari perkataan total fixed cost) dan biaya berubah total (TVC dari perkataan total variabel cost). Dengan demikian biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
                       
b)      Biaya Tetap Total
Biaya tetap total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yan tidak dapat diubah jumlahnya. Membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan daklam jangka pendek.
c)      Biaya Berubah Total
Biaya berubah total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.
BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA MARJINAL
a)      Biaya Rata-rata (AC)
Biaya rata-rata dibedakan pada tiga pengertian yaitu biaya tetap rata-rata (average fixed    cost), biaya berubah rata-rata (average variabel  cost) dan biaya total rata-rata (average total cost).
·         Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya  tetap rata-rata. Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata atau AFC adalah :
·         Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus :

·         Biaya Total Rata-rata (AC)
Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata. Nilainya dihitung menggunakan rumus :
b)      Biaya Marjinal (MC)
Biaya marjinal yaitu kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit. Denan demikian berdasarkan kepada definisi ini biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Dimana adalah biaya marjinal produksi ke-n,  adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n, dan  adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah n-1. Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa faktor produksi. Apabila rumus diatas tidak dapat digunakan, rumus yang akan digunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah:
Dimana  adalah biaya marjinal produksi ke-n, ∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total dan ∆Q adalah pertambahan jumlah produksi. Contoh, perhatikan kenaikan dan biaya produksi pada waktu tenaga kerja ditamabah dari 5 menjadi 6. Ternyata produksi naik sebanyak 6 unit, yaitu dari 27 menjadi 33 unit dan biaya produksi naik sebanyak Rp. 50.000 yaitu dari Rp. 300.000 menjadi Rp. 350.000. Dengan demikian  besarnya biaya marjinal adalah:


  BENTUK KURVA BIAYA JANGKA PENDEK
                     Kurva TFC tidak berubah bentuknya adalah horizontal karena nilainya tidak berubah walau berapapun banyaknya barang yang diproduksikan, sedangkan kurva TVC bermula dari titik 0 dan semakin lama semakin bertambah tinggi. Ini menggambarkan bahwa pada ketika tidak ada produksi TVC=0 dan semakin besar produksi semakin besar nilai biaya berubah total (TVC). Bentuk kurva TVC yang semakin tegak menggambarkan bahwa produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.

KURVA BIAYA RATA-RATA
                     Kurva-kurva AVC, AC dan MC  mendekati bentuk U. bnetuk kurva yan seperti itu mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang yaitu pada waktu proses masih sangat rendah pertambahan sejumlah tertentu biaya produksi akan menyebabkan pertambahan yang besar terhadap jumlah produksi, tetapi apabila produksi sudah menjadi semakin banyak , sejumlah tertentu biaya produksi akan menimbulkan pertambahan  produksi yang semakin sedikit. Sebagai akibat dari keadaan ini, pada waktu jumlah produksi sudah semakin meningkat kurva AVC, AC dan MC arahnya menaik.
 
HUBUNGAN KURVA MC DENGAN AVC DAN AC
                Contoh yang berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, niali AVC adalah Rp. 100. Dengan permisalan ini maka TVC adalah 10xRp. 100 = Rp. 1000. Misalkan untuk menambah 1 unit produksi lagi biaya marjinalnya adalah Rp. 56. Dengan demikian TVC adalah Rp. 1000+Rp. 56= Rp. 1056 dan oleh karenanya AVC adalah Rp. 1056/11-Rp. 96. Sekarang kita misalkan pula bahwa biaya marjinalnya adalah Rp. 155. Maka sekarang TVC adalah Rp. 1000  + Rp. 155 = Rp. 1155 dan oleh sebab itu AVC adalah Rp. 1155/11 = Rp. 105. Contoh ini pada hakikatnya menunjukan bahwa:
1. Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah kurvaAVC, maka kurva AVC sedang menurun.
2. Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC diatas AVC maka kurva AVC sedang menaik).
2. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG
                Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambahkan semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja namun juga dapat menambha jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya.
CARA MEMINIMUMKAN BIAYA DALAM JANGKA PANJANG
Contoh yang menggambarkan bagaimana analisis tersebut dibuat ditunjukan dalam gambar dibawah ini. Dimisalkan terdapat tiga kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukan oleh  , kapasitas 2 ditunjukan oleh  dan kapasita 3 ditunjukan oleh . Dalam contoh ini pada hakikatnya pengusaha mempunyai tiga pilihan dalam menggunakan alat-alat produksi : kapasitas 1, kapasitas 2 dam kapasitas 3.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebut ingin mencapai produksi sebanyak 100 unit adalah lebih baik menggunakan kapasitas 1, kalau yang digunakan adalah kapasitas 2 biaya produksinya lebih tinggi. Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisien dan akan meminimumkan biaya produksi untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi diantara 130 dan 240 unit kapasitas 2 adalah yang paling efisien karena biaya produksi adalah yang paling minimum dengan menggunkan kapasitas tersebut. Peminimuman biaya jangka panjang tergantung pada dua factor yaitu :
-          Tingkat produksi yang ingin dicapai
-          Sifat dari kapasitas pabrik yang tersedia

KURVA BIAYA TOTAL RATA-RATA JANGKA PANJANG
                Kurva biaya total rata-rata jangka panjang atau kurva LRAC(long run average cost), kurva LRAC dapat didefinisikan sebagai kurva yang menunjukan biaya rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah kapasitas memproduksinya. Di dala jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk memproduksikan satu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produksi lain(AC lain) yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah  titik adalah titik terendah pada dengan demikian dalam jangka pendek, produksi sebesar  dapat diproduksikan dengan biaya yang lebih  rendah dari titik manapun pada  tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum, karena apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan ( produksi sebesar   akan mengeluarkan biaya sebanyak seperti di tunjukan titik A pada
SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI
a. Skala Ekonomi
                Skala biaya produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi (economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Ini dicerminkan oleh biaya produksi yang bertambah rendah.  Di bawah ini diuraikan beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi :


-          Spesialisasi Faktor-faktor Produksi
Dalam perusahaan yang kecil ukurannya para pekerja harus menjalankan beberapa tugas. Oleh karena itu mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang tertinggi didalam mengerjakan pekerjaan tertentu. Dalam perusahaann yang besar dilakukan spesialisasi. Setiap diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas mereka bertambah tingggi dan akan menurunkan biaya per unit.
-          Pengurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain
Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin dan berbagai jenis peralatan untuk melakukan kegiatan memproduksi. Harga bahan-bahan tersebut akan menjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tingggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
-          Memungkinkan Produk Sampingan (by-products) Diproduksi
Di dalam perusahaan-perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang (waste) yaitu barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakan oleh proses produksi. Di dalam perusahaann kecil biasanya jumlahnya tidak banyak dan adalah tidak ekonomis untuk diproses menjadi barang sampingan. Tetapi kalau perusahaan merupakan kegiatan memproduksi yang besar dan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi  secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruhan operasi perusahaan.
-          Mendorong Perkembangan Usaha Lain
Kalau suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiatan dibidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut.
b. Skala Tidak Ekonomi
                Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan menjadi skala tidak ekonomi (diseconomies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. Keadaan ini diwujudkan oleh kegiatan memproduksi yang menurun efisiensinya. Wujudnya skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang sudah menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan didalam mengatur dan memimpinnya. Perusahaan yang terus menerus membesar biasanya berarti jumlah tenaga kerja yang digunakan meliputi beribu-ribu orang dan mmepunyai pabrik dan cabang diberbagai tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks. Tidak mungkin lagi ia dipimpin oleh seorang manajer saja. Ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama untuk merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan dan menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi.
BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC
                                                (i)                                                                                                            (ii)
                                                                                                                                (iii)

Dalam grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan, tetapi pada tingkat produksi yang relative rendah , skala tidak ekonomi sudah mulai wujud. Dalam grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi  sangat menguntungkan tetapi ia juga tidak berlangsung lama. Akan tetapiia diikuti oleh kurva LRAC yang datar yang berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai kegiatan perusahaan. Apabila kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukan oleh grafik (iii) industry biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannya dan jumlah perusahaan dalam industry tersebut relatif sedikit. Hanya  beberapa perusahaan terdapat dalam suatu industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar